
1. Pengertian
Banyak versi
tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa inggris survive atau
to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan
untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai
terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai
upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau
kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan
keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau
sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau
kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau
atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mengalami
kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar
mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Seseorang yang tidak diketahui namanya, telah menyusun dengan bagus
kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris yang merangkai kata SURVIVAL.
Kalimat-kalimat ini menggambarkan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh
seorang survivor, yaitu;
Ø
(Size Up the Situation), pandailah dalam menilai
situasi, setiap kondisi lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul
diperhatikan agar selamat.
Ø
(Undue Haste Make Taste), jangan tergesa-gesa,
biar lambat asal selamat. Setiap tindakan hendaknya dipikirkan untung ruginya.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat kematian.
Ø
(Remember Where You Are), Ingat dimana kamu
berada. Baik posisi harfiah yang berarti lokasi dimana berada maupun posisi
yang berarti kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.
Ø
(Vanquish fear and panic), Kuasai diri dari rasa
takut dan panik yang dapatmenumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
Ø
(Improvise), Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan
segenap kemampuan dan pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang
dihadapi.
Ø
(Value living), Hargailah kehidupan. Jangan
siasakan hidup dengan mengambil keputusan yang ceroboh. Buang pikiran jauh-jauh
dari keinginan bunuh diri.
Ø
(Act like the native), Sesuaikan diri dengan
penduduk setempat, sesuaikandirimu dengan lingkungan disekitarmu.
Ø
(Learn basic skill), Pelajari dasar-dasar
pengetahuan dan latihlah kemampuan dialam bebas.
Berbagai tehnik survival telah dikembangkan orang
untuk menghadapi kondisi medan yang memang beragam. Kita mengenal tehnik
survival laut (sea survival) yang dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan
kecelakaan di laut, survival padang es bagi yang tersesat di pegunungan
atau padang salju, survival rimba (jungle survival) bagi yang mengalami
musibah atau tersesat di rimba daratan atau pengunungan, survival gurun dan
lain sebagainya. Walaupun demikian, terdapat kesamaan tujuan yang mendasari
berbagai tehnik survival tersebut, yaitu memulihkan kembali hubungan dengan
masyarakat umum. Oleh sebab itu yang ditekankan dalam setiap tehnik survival ini
adalah bertahan hidup, mempertahankan hidup lengkap dengan segenap kemampuannya
dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi survivor dengan
masyarakat umum.
Dilihat dari kondisi alam Indonesia maka
pengetahuan survival ini harus disesuaikan, juga dengan iklim tropis yang ada
di negara kita. Di Indonesia daerah yang akan ditemui adalah : hutan belantara,
rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapai dan lain sebagainya.
Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi,
yaitu masalah / bahaya yang ada di alam (bahaya obyektif), masalah yang
menyangkut diri kita sendiri (bahaya subyektif). Ada beberapa aspek yang akan
muncul dalam menghadapi survival:
1. Psikologis : panik, takut,
cemas, kesepian, bingung, tertekan, bosan, putus asa dll. Pengaruh psikologis
yang disebabkan karena perasaan terasing.
2. Fisiologis : sakit, lapar,
haus, luka, lelah, dll. Pengaruh Fisikologis yang disebabkan karena kelelahan,
dan kurang tidur
3. Lingkungan : panas, dingin,
kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dll. Pengaruh lingkungan yang disebabkan
karena beratnya medan.
Ada
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan survival,
selain faktor keberuntungan (nasib baik/pertolongan Tuhan tentunya), yaitu:
• Semangat
untuk mempertahankan hidup.
• Kesiapan
diri.
• Alat
pendukung.
Beberapa
kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menghadapi survival :
Perlindungan
terhadap ancaman :
• cuaca,
• binatang,
•
makanan/minuman
• penyakit
Menurut
jumlah orangnya survival ada dua macam yaitu survival individu dan survival
kelompok.
- Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat perasaan tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
- Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggotakelompok.
Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah :
- Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan menjadi milik bersama.
- Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
- Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok. Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu keputusan akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-benar dalam setiap mengambil keputusan. Ada beberapa langkah yang direkomendasikan dalam melakukan survival antara lain :
- Mengkoordinasikan anggota, bila beberapa orang, pilihlah salah seorang dari kelompok sebagai ketua. Seorang ketua sangat diperlukan untuk mengatur dan menentukan keputusan bila terjadi perselisihan.
- Melakukan pertolongan pertama, obatilah anggota yang sakit agar tidak menjadi lebih parah. Dalam keadaan seperti ini penyakit yang ringan dapat berkembang bahkan dapat menyulitkan kita nantinya.
- Melihat kemampuan dan keadaan anggota kelompok, hal ini akan berguna dalam pembagian tugas. Bedakan berdasarkan kondisi kesehatan, fisik dan mental. Karena jika salah memberikan tugas pada seseorang akan menghambat rencana bahkan dapat berakibat fatal.
- Mengadakan orientasi medan, usahakan untuk mengetauhi posisi kita, kemungkinan pemukinan penduduk, dan perkiraan jalan keluar.
- Mengadakan penjatahan makanan, perhitungkan jumlah makanan yang tersedia, jumlah anggota, perkiraan waktu. Disamping itu, mencari sumber makanan yang harus diusahakan dari luar rencana penjatahan. Mengenai cara mendapatkan makanan dan air akan dibahas lebih lanjut.
- Membuat rencana kegiatan dan pembagian tugas, rencana yang dibuat se-rasional mungkin dan berdasarkan pertimbangan yang matang. Pembagian tugas sesuaikan dengan kondisi saat itu.
- Usahakan menyambung komunikasi dengan dunia luar, jangan melakukan hal-hal yang berlebihan terlebih menguras tenaga kita. tandailah jalan yang telah kita lewati dan mencari perhatian dengan cara membuat asap, menjemur pakaian di tempat tinggi dan atau terbuka, memantulkan sinar matahari dengan cermin dan lain-lain.
- Mencari pertolongan. Selalu dan selalu berusaha mencari pertolongan. Buatlah kode-kode dari darat ke udara yang dapat membantu tim penolong, khususnya yang mencari survivor lewat udara. Tanda-tanda yang diberikan harus berukuran cukup besar, menyolok, kontras dengan warna latar belakangnya, dan ditempatkan di tempat yang mudah terlihat dari udara dan atau dari kejauhan. Isyarat boleh dibuat dari benda atau bahan apa saja yang mudah diperoleh.
2. Kebutuhan
Survivor
Kehidupan
merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat
berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek
ataupun baik kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan
kewajiban bagi setiapmanusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah
”PINGSAN ATAU MATI”sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa.
Sebelum ajal berpantang untuk mati. Berhasil atau tidaknya keluar dari
keadaan tidak menentu ini, semua tergantung pada diri kita sendiri. Awal
dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau menumbuhkan dari semangat “HARUS
HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar dari keadaan ini.
Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus dimiliki
seorang survivor adalah :
- Sikap mental yang mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri,akal sehat, disiplin dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar dari pengalaman.
- Pengetahuan, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik survival yaitu ; cara membuat tempat perlindungan (bivak), pengetahuan cara memperoleh air dan makanan, membuat api, orientasi medan dan lain-lain.
- Pengalaman dan Latihan, Survival adalah seni dan perlu kreativitas untuk menjalaninya, semakin kreatif seseorang maka semakin besar peluang orang tersebut untuk tetap hidup bahkan bisa menolong nyawa orang lain. Oleh karena itu pengalaman dan latihan sangat menentukan keberhasilan.
- Peralatan atau Survival Kit, biasakan SELALU membawa survival kit dalam setiap perjalanan. Karena dengan memiliki survival kit, satu set perlengkapan sudah dimiliki untuk keadaan darurat. Isi kotak survival kit diantaranya ; korek api kedap udara, lilin, kaca pembesar, cermin, jarum dan benang, kail dansenarnya, sol sepatu dan benangnya, kompas, senter kecil, dan obat-obatan.
3. Survival Kit
Survival Kit
adalah satu set peralatan atau suatu kotak/tas peralatan survival yang umumnya
dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti gungng, hutan, padang
pasir dan pantai serta laut. Perlengkapan yang harus ada dan di siapkan dalam Survival
Kit adalah :
- Korek Api.
- Lilin.
- Batu api.
- Kaca pembesar.
- Jarum dan benang.
- Kail dan senar.
- Kompas.
- Senter kecil.
- Kawat jerat.
- Kawat gergaji.
- Pisau.
- Tali.
- Kondom.
Obat –
obatan, seperti : analgetik, anti mencret, anti gatal, anti malaria, anti biotik Gambar
Peralatan Survival Kit Obat-obatan yang harus di persiapkan dalam survival kit
diantaranya yaitu:
- Analgetik ; Ponstan, Antalgin, Metancuron, Naspro, Aspirin dll.
- Anti Mencret ; motilex, Lodya, Entrostop, dll.
- Anti Gatal ; CTM, benadryl tab/inj, Insidal, dll.
- Anti Malaria
- Anti Biotik ; Ampicilin Dll.
- Plester ; Plester Kupu-kupu, handiplas, dll.
4. Pengetahuan
1. Air
Dalam keadaan
survival maka air merupakan faktor terpenting dan lebih penting dari faktor
lainnya. Manusia dapat hidup dengan air saja hingga ± 3 minggu. Tapi manusia
hanya bisa bertahan hidup tanpa air 3-5 hari. Jika kita kesulitan dalam memperoleh
sumber air, maka cara dibawah ini dapat dicoba untuk mendapakan air. Air dapat
dibedakan menjadi dua yaitu
- Air yang tidak perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan berbau.
Contoh air : air minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga, lumut dan daun-daun
yang lebar
- Air yang perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa
Contoh air : air sungai besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah
sungai yang kering, air dari batang pohon pisang.
- Galilah lubang sedalam kira-kira 30-50 cm dengan diameter yang lebih besar darinesting / rantang (apa pun yang dapat digunakan untuk menampung air)
- Potonglah ranting kering dengan panjang kira-kira 50 cm, siapkan selembar plastik yang cukup lebar (bisa juga menggunakan ponco / jas hujan).
- Letakkan nesting / rantang di dasar lubang, tegakkan batang / ranting tadi dan tutupi dengan pastik, jangan lupa letakkan batu disekelilingnya agar tidak mudah bergeser.(lihat gambar 1)
- Tunggulah air menguap dari permukaan tanah.
Gambar 2,
teknik pembuatannya sama dengan gambar 1 hanya saja dibuat tumpukan daun kering
disekelilingnya dengan jarak yang cukup agar ponco / plastik tidak meleleh, dan
nyalakan api di ranting tersebut (perhatikan api jangan terlalu besar).
Tunggulah air yang menguap dari permukaan tanah (hal ini dapat dilakukan
kapan pun).

Cara lain untuk mendapatkan air :
- Hujan : tampung air hujan dengan daun-daun yang lebar alirkan ketempat minum kita / tampung dengan ponco/ juga memeras sapu tangan dan slayer bersih yang terkena hujan lalu teteskan kedalam mulut.
- Tanah batu : carilah mata air pada tanah / yang berbatu namun hanya terdapat mata air. Kapur mudah di larutkan sehingga mudah dibentuk saluran air. Jika dilembah umumnya sangat gaspor carilah ke lembah air / saluran air pada dinding lembah yang memasang aliran kapal pada daerah yang dekat dengan granit. Carilah pinggiran rumput yang hijau tumbuh sampai meropas pada lubang itu.
- Tanah campur : carilah air di lembah dekat dengan permukaan air tanah. Carilah lubang air yang mengalir yang terdapat di sebelah atas permukaan tanah termasuk aliran sungai gembur tetapi ingat air ini dapat kotor sekali dan berbahaya.
- Daerah pantai : tanah air dibukit-bukit /galilah air pasir lembah untuk memerangi rasa air asin saringlah dengan pasir. Jangan meminum air laut karena dapat menyebabkan dehidrasi dan merusak ginjal.
a. Sumber air
yang dapat langsung diminum.
Pertama adalah air hujan. Meskipun
kadang air hujan mengandung asam pada prinsipnya air hujan dapat diminum
langsung, hanya diperlukan cara untuk mengumpulkannya. Cara mengumpulkan
air hujan dapat dengan menggali lubang dan dipulas dengan tanah liat atau
dasarnya dilapisi dengan bahan-bahan yang dapat menampung air seperti ponco,
daun, alumunium foil, kulit kayu, plastik dan lain-lain. Ada baiknya setelah
mendapatkan air kita masak terlebih dahulu.
Sumber yang kedua adalah dari tumbuhan dan atau lumut. Kita dapat memanfaatkan proses respirasi tumbuhan untuk mendapatkan
air. Caranya adalah selubungkan sebuah ranting dan daunnya dengan sebuah
kantong plastik yang ujungnya diikat. Penguapan dari daun akan menyebabkan
timbul pengembunan pada plastik bagian dalam. Pilih bagian daun yang sehat dan
banyak daunnya. Pada lumut kita dapat langsung menyerap air pada lumut dengan
bahan yang mudah menyerap air sepertikain.
Sumber yang ketiga adalah embun. Pada daerah
yang memiliki iklim yang sangat ekstrim dimana sangat panas di siang hari dan
sangat dingin di malam hari, kita dapat menampung embun sangat banyak. Untuk
mendapatkan air kita dapat menggunakan kain, busa, ponco, plastik dan
lain-lain.
Sumber yang keempat adalah tanaman rambat atau rotan, yang ada di hutan. Potonglah dengan pisau setinggi mungkin yang dapat dijangkau kemudian
potong juga bagian bawahnya yang dekat dengan tanah. Air yang menetes dari
batang tersebut dapat ditampung atau langsung diteteskan ke mulut.
Sumber yang kelima adalah air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, biasanya setelah hujan ataupun embun di pagi hari, pada ruas bambu
dan pada bunga kantong semar (Nephenthes sp) terdapat air. Untuk air yang dari
kantung semar sebaiknya dimasak dulu karena sering terdapat serangga yang
sudah mati dan berbau.
Sumber keenam adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Dalam hal ini memanfaatkan uap air tanah yang ditahan kemudian ditampung
kedalam suatu tempat. Caranya adalah galihlah tanah dengan kedalaman tertentu
kemudian gelarkan plastik diatas lubang tersebut kemudian ujungnya
ditahan. Beri pemberat di bagian tengah plastik penutup lubang hingga plastik
agak masuk kedalam lubang. Sebelumnya telah diletakkan suatu wadah tepat
dibagian tengah pemberat hingga nantinya air akan menetes di wadah tersebut.
b. Sumber air
yang tidak dapat langsung diminum.
Air yang
menggenang. Walaupun kita kadang ragu akan kebersihannya, dalam keadaan darurat
air seperti ini masih dapat dimanfaatkan. Cara paling aman
untuk memanfaatkan air itu adalah dengan melakukan penyaringan.
Air hasil
galian di pantai dan atau sungai yang kering. Air tersebut harus mengalami
proses lanjutan yaitu dengan dimurnikan terlebih dahulu. Caranya adalah ukur
jarak sekitar 5 - 7 meter diatas air pasang untuk melakukan penggalian dengan
cara membuat lubang kecil. Air yang didapat dengan cara ini biasanya tidak
mengandung garam. Sebagai catatan air yang segar akan terletak diatas air yang
asin dalam lubang galian tersebut. Air yang didapat dengan cara ini walaupun
agak payau akan tetapi aman untuk dikonsumsi. Apabila air masih terlalu payau
maka dapat dilakukan penggalian dengan penambahan jarak galian atau dilakukan
penyaringan.
c. Cara
penyaringan air.
Pertama. penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan
baju kaos yang berlapis.Lebih baik kaos yang berwarna putih karena akan lebih
jelas terlihat apabila kaos penyaring tersebut kotor dapat dibersihkan
terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan kembali.
Kedua. Dengan cara melewatkan air kedalam bambu. Tabung
bambu bagian dasar dilapisi dengan kerikil dan ijuk atau bisa digunakan
lapisan dedaunan kering dan rumput kering sebagai penyaringnya. Perlu diingat
juga bahwa cara membersihkan air dapat dilakukan dengan mengendapkan
selama 24 jam. Untuk menjaga kebersihannyamaka sebaiknya tempat pengendapan
ditutup rapat.
“INGAT!
APABILA INGIN MINUM AIR, ambillah sedikit demi sedikit/ isapan. Jangan
langsung minum sebanyak-banyak apabila menemukan air. Meminum sekaligus
banyak hanya akan membuat muntah seseorang yang sedang kekurangancairan
(dehydrasi) sehingga akan membuat keadaan menjadi lebih parah.”
2. Api.
“Kecil jadi
sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting yang harus
kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya
sebagai penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak,
memberi tanda-tanda atau kode dll. Bila mempunyai bahan membuat api yang perlu
diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang
kecil beberapa buah halini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata.
Teknik membuat api tanpa korek api
- Dengan lensa
- Dengan bordi
- Dengan 2 batang kayu
- Dengan 2 buah batu
Api tidak
hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk
menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar
dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain
: serigala, harimau, dan sebagainya. Bila mempunyai bahan membuat api yang
perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah
api yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang
lebih merata. Membuat perapian merupakan salah satuteknik hidup di alam bebas
yang sangat penting terutama dalam kondisi survival. Banyak manfaat yang
bisa diperoleh dari membuat perapian. Memasak, menghangatkan badan serta
menjauhkan kita dari binatang merupakan bagian darinya. Selain itu perapian
juga memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan
nyaman jika berada di dekatnya. Namun semakin besar perapian,
pengawasannya juga harus lebih ketat karena kemungkinan terjadi kebakaran
menjadi semakin besar juga. Selain itu kita dituntut untuk sebijaksana mungkin
memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan.
Selain
membuat perapian dalam tungku (hawu) di rumahnya, beberapa
penduduk Cihanjawar yang punya kebiasaan berburu dan melewatkan beberapa
hari di dalam hutan, memiliki teknik membuat api dan perapian. Mungkin bagi
masyarakat Cihanjawar sendiri, membuat perapian seperti ini tentulah merupakan
kebiasaan sehari-hari bagi mereka dan tidak ada yang menarik. Dari beberapa
kali pengamatan, mereka ternyata telah melakukan prinsip-prinsip dasar dalam
membuat suatu perapian yang baik. Namun, terlebih dulu kita harus kembali
mengingat tiga unsur penting dalam membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan
bakar dan udara. Setelah ketiga hal initerpenuhi maka unsur penyusunan bahan
bakar perapian menjadi hal yang sangat penting. Selalu persiapkan terlebih
dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah bahan ini berdasarkan ukurannya.
Pisahkan ranting-ranting kecil dengan ranting yang agak besar dan
batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah, sisiklah terlebih
dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan
pada batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.
Urutan kerjanya adalah sebagai berikut;
- Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang berukuran sedang sebagai tumpuan bawah (Gambar 1a).
- Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang (Gambar 1b). Jangan sampai jarak antara tanah dengan kayu kedua terlalu tinggi sehingga menyulitkan panas api (pembakaran) sampai ke atas. Hal ini akan mengakibatkan kayu yang diatas sulit terbakar dan menjadi bara sedangkan kayu yang telah menjadi bara dibawah akan cepat habis jika tidak diberi “umpan” lagi.
- Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas kedua kayu yang dibuat diatas (Gambar 1c). Pastikan ranting-ranting ini tidak mudah terjatuh/menggelincir ke bawah. Oleh karena itu usahakan kedua palang kayu tersebut tidak terlalu miring.
- Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang muncul dapat dengan mudah membakar ranting tersebut. Jangan menumpuk ranting secara berlebihan(Gambar 1d).
- Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan ini memang kita tidak akan membicarakan bagaimana membuat api dengan metoda-metoda yang ada tapi lebih mengarah pada pembuatan perapian) di bagian paling dasar. Gunakan bantuan daun-daun kering atau plastik sampah.
- Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil, tetap lakukan perautan kayu menjadi bagian-bagian yang kecil dan digunakan sebagai umpan. Usahakan agar lidah api membakar ranting atau daun kering untuk memperbesar nyala api.
- Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar), pindahkanlah ke bagian yang “terjilat” oleh lidah api.
- Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang sebagai sirkulasi udara.
- Perhatikan jarak antara sumber api dengan ranting/kayu yang dibakarnya. Jangan terlalu jauh dan juga jangan sangat berdekatan.


Bila
mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat
api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih
baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar Fokuskan sinar pada satu titik dimana
diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya
dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian
dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu
atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan
bahan penyala agar mudah tebakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul
terdapat pada dasar kelapa,atau daun aren
Dalam
menyalakan api khususnya didaerah yang lembab, persiapkan tipe bahan sebagai
berikut;
- Tinder (penyala) material kering yang akan menyala dengan panas atau suatu percikan api.
- Kindling (pemancing), material yang sudah disiapkan dan gampang menyala yang akan ditambahkan setelah bahan tinder menyala.
- Fuel (bahan bakar), material ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru dibutuhkan bahan pembakar yang agak besar dan terbakar secara pelahan-lahan.
Untuk daerah
yang lembab (hutan hujan tropis) seperti kebanyakan hutan diIndonesia cara
efisien dan efektif adalah menggunakan korek api dan lilin agar
tidak cepat mati. Akan tetapi apabila tidak korek api, ada beberapa cara
yang dapat dicoba.Tetapi ingat cara ini memerlukan ketekunan dan kesabaran.
Cara-cara yang dapatdilakukan diantaranya;
- Menggunakan lensa / kaca pembesar / lup
- Mengesekan kayu/bambu dengan kayu/bambu (keduanya harus kering)
- mengesekkan pisau dengan batu dan atau batu dengan batu.
Tapi ingat,
ketiga cara diatas tidak direkomendasikan di hutan yang lembab(Indonesia). Oleh
karena itu bawalah selalu SURVIVAL KIT dalam setiap perjalanan. Setelah dapat
membuat api maka pengetahuan memasak dalam survival juga perlu
untuk dipelajari. Memasak dalam survival adalah memberikan perlakuan
terhadap bahan yang tersedia di alam untuk dimanfaatkan (dimakan). Tujuan dari
memasak diantaranya : mengadakan sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah
dicerna, menambah kenikmatan, dan lain-lain.
Apabila kita
membawa peralatan memasak lengkap tentu tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi
apabila peralatan kita minim atau bahkan tidak membawa peralatan masak kita
bisa menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana. Cara memasak tersebut diantaranya;
- Memasak dengan menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang akan kita gunakan bersih.
- Dengan menggunakan bambu, ambillah batang bambu yang masih muda / masihhidup. Potong sesuai ukuran yang diperlukan. Masukkan beras atau bahan makanan kedalam lubang bambu kalau perlu tambah air. Masukkan bambu tersebut ke dalam bara api.
- Memasak dengan menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah secukupnya. Lalu daun tersebut dialasi dengan daun yang lebar yang bisa menahan air. Masukkan beras yang telah di cuci dan direndam beberapa saat ke lubang tersebut. Tutup dengan daun yang telah kita sediakan, selanjutnya tutup kembali dengan tanah. Buat api unggun diatasnya yang tidak terlalu besar tetapi menyala dengan konstan. Tunggu beberapa saat, lalu kita buka lubang tadi dan selanjutnya nasi siap untuk dimakan.
- Memasak dengan menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa yang masih muda.Lalu kupas ujung bagian atasnya yang berfungsi sebagai lubang. Masukkan berasyang kita cuci kedalam buah kelapa tadi. Masukkan buah kelapa yang telah diisi beras tersebut kedalam bara api, tunggu dan beberapa saat sampai nasi matang.
3. Etika Membuat
Perapian
Terkadang
membuat perapian menjadi suatu perdebatan di kalangan penggiat alam terbuka dan
pemerhati lingkungan.
Beberapa hal
yang perlu dijadikan perhatian dalam membuat perapian adalah:
1. Buatlah perapian yang secukupnya, tidak terlalu besar dan membutuhkan
bahan bakar kayu yang banyak, sesuaikan dengan maksud kita membuat perapian.
2. Jangan menebang kayu sembarangan! Walaupun terkadang hal ini sangat kontradiktif
dengan pembuatan perapian, bukan berarti membuat suatu perapian dilarang sama
sekali. Yang diperlukan adalah kebijaksanaan kita saat membuat dan menggunakannya.
Pilihlah kayu yang telah tumbang ataupun mati yang cukup kering/tidak
mengandung banyak air. Cukup banyak ranting-ranting yang telah mati di dalam
hutan dan dapat digunakan dari pada melakukan penebangan. Daun-daun kering juga
dapat dipergunakan sebagai “pemancing” dalam membuat perapian.
3. Pastikan perapian yang akan dipadamkan benar-benar telah mati/padam.
Setelah itu dikubur dalam tanah. Perhatikan bagian dasar dari perapian terbuat
dari gambut,tanah, atau akar-akar kayu yang menumpuk. Sebaiknya membuat api di
atas tanah karena akar ataupun gambut dapat terbakar secara menjalar di lapisan
bawah tanpa terlihat oleh kita.
“Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan
dengan menanam pohon”
4. Bivak
Bivak
adalah tempat perlindungan sementara dari dalam keadaan kritis atau darurat
dalam suatu perjalanan atau pengembaraan. Tujuan membuat perlindungan adalah
nyaman dalam keadaan darurat untuk melindungi dari faktor alam dan lingkungan.
hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan
bivak:
- Usahakan dirikan bivak di daerah yang datar
- Perhatikan arah mata angin
- Bagian yang berlubang pada bivak letakan dalam posisi bersilang dengan arah mata angin
- Jangan mendirikan bivak di daerah yang cekung
- Jangan mendirikan bivak di dekat aliran sungai, tapi harus dekat dengan sumber air.
- Jangan dirikan bivak di dekat pohon yang sudah mati walaupun ia masih berdiri tegak
- Bivak jangan sampai bocor
- Jangan telalu merusak alam sekitar
- Terlindung langsung dari angin
- Bukan berada dilintasan binatang buas ada beberapa macam bahan pembuatan bivak. Secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu :
1. bivak alam : pohon (pucuk), daun-daun, gua (lubang)
2. bivak moderen (ponco)
jenis-jenis bivak yang dapat dibuat :
1. Bivak standart adalah bivak yang dengan tali diikat dan di rentangkan
antara dua pohon pada sisisnya kemudian di atasnya ditaruh parasut.
2. Bivak sisi terbuka yaitu dengan cara meronpakkan batang-batang kayu dan
daun-daun pada sisinya yag masih terbuka di atasnya. Daun-daun, ranting-ranting
kecil digunakan agar bivak hangat.
5. Jebakan ( Trap )
Salah satu
keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian
membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang
untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadang kala memerlukan
bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu
barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit. Dalam pembuatan trap,
hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah
itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akanditangkap, kita dapat menyesuaikan
jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwatrap akan sia-sia jika
binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan
trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatanyang baik.
Untuk
mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan ataumembuat
peralatan sebagai berikut :
- Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.
- Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan
- Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
- Racun . Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baring tonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
- Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberap acara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
- Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap hewan dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat hewan, jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran hewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa. Jerat yangaman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalahdengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjeratkakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantaradua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di jaringsehingga mudah untuk ditangkap.
- Aturan dalam membuat perangkap:
1. hindari terlalu mencemari lingkungan, jangan pernah meninggalkan
tanda-tanda pernah berada di sana.
2. hilangkan segala bau-bauan, peganglah perangkap sedikit mungkin, jika bisa
gunakan sarung tangan. Hilangkan bau manusia pada perangkap dengan cara
mengasapi bahan-bahan perangkap dengan asap api.
3. kamuflase, samarkan bekas potongan
yang baru pada kayu yang digunakan sebagai perangkap dengan lumpur. Tutupi
tali atau kawat perangkap yang di tanah agar terlihat lebih alami.
4. buatlah dengan kuat, binatang yang terperangkap akan berjuang untuk
hidupnya. Setiap bagian yang lemah dari perangkap akan segera rusak.
5. Bila Tersesat
Dalam
melakukan perjalanan (darat, laut, maupun udara) kita berharap selamat sampai
tujuan. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang, kemungkinan
hal-hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi misalnya tersesat.
Faktor yang menyebabkan diantaranya faktor alam dan faktor manusianya
sendiri. Dalam keadaan seperti ini ada pedoman yang harus diingat yaitu STOP
yang merupakankependekan dari:
S = Stop/siting, berhenti dan istirahatlah kalau
perlu sambil duduk. Usahakan menenangkan pikiran dan JANGAN PANIK!.
T = Thinking, gunakan akal sehat dan selalu sadar
akan keadaan yang sedang dihadapi.
O = Observe, amati keadaan sekitar, tentukan arah,
manfaatkan alat-alat yang ada dan hindari hal-hal yang tidak perlu.
P = Planning, buat rencana untuk mengatasi
masalah. Jangan lupa pikirkan konsekuensinya bila sudah memutuskan apa yang
akan dilakukan.
Walau tidak
tentu diharapkan, suatu keadaan yang buruk dalam sebuah perjalanan bisa
terjadi pada siapa saja. Pesawat terbang yang mengalami kerusakan mesin dan
harus mendarat darurat atau perahu yang tiba-tiba karam karena gelombang adalah
resiko yang harus dipertimbangkan. Nasihat pertama dari para ahli, dalam
situasi darurat sebaiknyakita tidak panik. Ada yang menggangap ini cuma teori,
saat membaca petunjuk menghadapi kondisi darurat (seperti di Makalah ini)
atau sewaktu latihan menghadapinya. Tapi bagaimana saat berhadapan dengan
kejadian sesunggunnya? Siapapun dia, tetap bisa mengalami ketakutan dan panik
pada awalnya.
Sebuah teori
bertahan hidup di alam bebas menyatakan, yang lebih berbahaya dari sebuah ketakutan
adalah kepanikan. Boleh percaya, panik dalam kondisi darurat justru akan
membuat anda lebih cepat pergi ke surga. Nah mengingat teori ini, mudah-mudahan
kita akan lebih tenang jika suatu saat bertemu situasi darurat. Dalam peristiwa
kecelakaan, tak jarang tim penyelamat butuh waktu cukup lama dalam
melakukan pencariaan korban. Tim SAR yang terlatih sekalipun bahkan harus
terbagi atas beberapa kelompok dan melakukan pencarian melalui udara, darat,
atau air sekaligus. Area pencarian yang luas dan beratnya kondisi alam
kadang membuat tim SAR harus bekerja berhari-hari, bahkan dalam hitungan
minggu, ” padahal setiap detik sangat berharga bagi nyawa korban”.
Tak ada
pilihan, sementara menunggu penyelamatan, korban harus bisa bertahan hidup
dalam kondisi minim. Gunakan semua persiapan perbekalan bertahan hidup sebijaksana
mungkin, mengingat datangnya bantuan tak bisa di perkirakan. Air minum, makanan,
korek api, atau energi baterai, adalah barang-barang vital namun terbatas. Buat
jadwal dalam pemakaiannya dengan prinsip: ”bantuan belum akan datang
esok hari”. Pilihan lain yaitu bertahan hidup dengan memanfaatkan kondisi
alam sekitar. Hidup mengandalkan alam sekitar sebenarnya tidak seburuk yang
diduga banyak orang,hanya mungkin tidak terbiasa. Dalam kondisi yang
memungkinkan, orang dapat bertahan hidup 3 – 5 hari tanpa air, dan 20 – 30
hari tanpa makan. Jadi masih ada waktu untuk bertahan bisa bertahan hidup
bukan?
6. Tersesat Dalam Hutan
Jika kita
mengalami keadaan darurat dan terdampar di tengah hutan langkah-langkah yang
harus kita lakukan adalah;
- Langkah pertama yang harus dilakukan adalah sedapat mungkin kita harus mengenali posisi tempat kita berada dan jumlah perbekalan yang dibawa. Buat langkah-langkah ke depan agar segala tindakan berdasarkan prioritas dan efektif serta efisien. Dengan selalu berpikir positif, kita akan lebih percaya diri.
- Hindari kondisi kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Disaat udara panas, bergeraklah perlahan. Jangan mengkonsumsi minuman berkafein atau sejenisnya yang justru dapat membuat tubuh kekurangan cairan. Sebaiknya konsumsi makanan berkarbohidrat tinggi dari pada berprotein tinggi.
- Mendapatkan air. Air dapat diperoleh melalui tanaman seperti seperti dasar batang pisang, rotan, lumut, dan bunga kantung semar. Air hujan dapat di tampung menggunakan jaket atau jas hujan dan dialirkan kesebuah wadah. Jika sungai ternyata kering, bisa didapat dari tanah dibawah batu sekitar sungai.
- Untuk menghindari bahaya dan menghangatkan tubuh, kita dapat membuat api. Anyaman daun-daunan juga bisa dibuat untuk menambah kehangatan tubuh. Bekali diri dengan tongkat atau pentungan sebagai persiapan menghadapi binatang buas.
- Bila yakin, ada buah-buahan atau daun-daunan liar yang bisa dimakan. Lakukan pengetesan dulu pada tangan, bibir, atau lidah selama beberapa saat, setelah yakin aman, baru dimakan. Hindari tanaman atau buah yang berwarna mencolok dan bergetah putih. Jangam memakan tumbuhan yang dirasa ragu untuk dimakan.
- Jika pada tubuh terdapat luka, terus tekan dengan cara mengikat kencang disekitar luka dengan kain yang keras. Hindarkan luka dari kotoran, karena infeksi luka dapat membuat tubuh lemas.
- Coba mencari jalan keluar dari hutan tempat kita terdampar. berjalan di hutan-hutan pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin berjalan di punggung gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi medan lebih mudah dari pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu punggungan biasanya ada celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah dan posisi survivor. Lagi pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk membuat jalan di punggung gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan tersebut. Hampir dapat dipastikan akan menemukan pemukiman orang.
- Kedua adalah berjalan di dekat batang air atau sungai. Untuk hutan-hutan dataran rendah, berjalan didekat sungai memungkinkan untuk bertemu dengan jalan setapak seperti diatas. Jalan-jalan ini biasanya berpangkal di kelokan sungai atau didekat hulu-hulu sungai di bagian yang landai merupakan lekuk pendaratan bagi perambah hutan. Dengan mengikuti jalur sungai ada beberapa keuntungan yang dapat diraih. Yang jelas survivor tidak perlu khawatir kehabisan air dan bahan makanan. Ikan,reptil, dan bahkan mamalia kecil banyak bersarang didekat tepi sungai. Keuntungan yang lain adalah umumnya pemukiman orang dibuat di dekat atau di tepi sungai,sehingga peluang untuk bertemu manusia lebih besar. Yang perlu diperhatikan dalam berjalan di tepi sungai adalah bahaya yang berasal dari binatang buas dan datangnya banjir secara tiba-tiba. Demikian pula berjalan mengikuti jalur air / sungai tidak dianjurkan karena khawatir terjebak dalam lembah sungai yang curam dan atau bertemu dengan tebing air terjun yang tak terlewati.
- Orientasi medan dapat dilakukan siang dan malam hari, namun berjalan hanya boleh dilakukan di siang hari. Khususnya dipegunungan, orientasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan punggung atau puncak tebing yang terbuka, pohon yang mungkin dipanjat atau pandangan dari celah-celah lembah sungai. Dimalam hari orientasi dapat dilakukan dengan bantuan cahaya lampu-lampu dari pemukiman. Meskipun nampak dekat, berjalan dimalam hari sama sekali tidak dianjurkan. Bahaya tersesat, terjebak atau terjatuh dalam jurang atau serangan binatang liar amat besar kemungkinannya.
- Setiap kali berpindah tempat, usahakan untuk selalu meninggalkan jejak yang jelas. Torehan di batang pohon, bekas-bekas tebasan semak belukar, dedaunan yang dipatahkan atau diletakkan dengan posisi tertentu. Jejak yang dibuat amat bermanfaat untuk apabila survivior menemui jalan buntu dan ingin merunut kembali jalan semula. Selain itu jejak ini juga bermanfaat bagi tim pencari untuk menelusuri arah yang ditempuh survivor.
Dalam mencari
jalan keluar perhatikan kondisi pikiran maupun fisik yang ada. Apabila sudah
buntu / belum menemukan jalan keluar maka kita jangan memaksakan diri untuk
terus berjalan. Dengan pertimbangan yang matang maka lebih baik
kita bertahan disuatu tempat yang sekiranya aman. Untuk dapat bertahan
hidup di tempat tersebut dalam beberapa waktu maka pengetahuan tentang survival
mutlak harus dikuasai.
Hal-hal yang
dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah :
- Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk
- Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan
- Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi atau memanjat pohon
- Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam dan kalau ada GPS
- Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak
- Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapung.
- Memanfaatkan situasi dengan menunggu bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya.
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita
hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih
.- Berpikir positif dan optimis.
- Persiapan fisik dan mental.
2. Matahari / panas
- Kelelahan panas.
- Kejang panas.
- Sengatan panas.
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis.
- Baru sembuh dari penyakit.
- Demam.
- Baru memperoleh vaksinasi.
- Kurang tidur.
- Kelelahan.
- Terlalu gemuk.
- Penyakit kulit yang merata.
- Pernah mengalami sengatan udara panas.
- Minum alkohol.
- Dehidrasi.
Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi.
- Persedian air.
- Mengurangi aktivitas.
- Garam dapur.
Pakaian :
- Longgar.
- Lengan panjang.
- Celana pendek.
- Kaos oblong.
3. Serangan penyakit
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir
dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah,Keadaan
lingkungan mencekam.
Pencegahan : Usahakan tenang, Sabar Dalam Menghadapi
segala rintangan, Banyak berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan.
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang
perut, kadang-kadang mencret,kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun.
Pencegahan : Air garam di minum,Minum teh pekat,Di tohok
anak tekaknya.
6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori, Membatasi
kegiatan.
7. Kelaparan.
8. Luka atau cedera.
9. Kedinginan.
Penyebab : Kondisi Medan, Serta Melemahnya daya
tahan tubuh. Penurunansuhu tubuh < 30 derajat celcius bisa menyebabkan
kematian.
Pencegahan : Sebisa mungkin membuat perapia
7. Botani atau
tumbuh-tumbuhan praktis yang dapat di konsumsi.
Yang perlu
diperhatikan dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang tidak umum,
sebaiknya memakan tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam pemanfaatan
sebagai bahan makanan ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
- Tumbuhan yang dapat dimakan langsung, biasanya Tumbuhan yang dimanfaatkan pada bagian buah serta daun atau pucuk. Contoh : Rasamala, gelagah, sintrong, bunut, putat dan lain-lain.
- Tumbuhan yang harus dimasak terlebih dahulu, Biasanya dimasak dengan cara direbus, dibakar atau digoreng. Contoh : Pucuk puring, umbut palem-paleman rotan, buah saninten, pasang, umbi talas dan lain- lain
- Tumbuhan yang harus diolah lalu dimasak, Biasanya dilakukan pengolahan terlebih dahulu seperti perendaman selama berhari-hari atau diberi campuran bahan penetral sebelum dimasak, atau dalam memasaknya harus sering mengganti air, karena apabila dimakan langsung dapat mengakibatkan gatal atau memabukan. Contoh :Umbi Acung, Suweg, gadung dll.
Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
- Batang pohon pisang (putihnya)
- Bambu yang masih muda (rebung)
- Pakis dalamnya berwarna putih
- Sagu dalamnya berwarna putih
- Tebu
Dari daunnya :
- Selada air
- Rasamala (yang masih muda)
- Daun mlinjo
- Singkong
Akar dan umbinya :
- Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
- Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
- Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
- Mempunyai warna mencolok
- Baunya tidak sedap
- Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
- Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
- Bila diraba mudah hancur
- Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
- Tumbuh dari kotoran hewan
- Mengeluarkan getah putih
Bila kita
menemukan jamur di hutan, sebaiknya jangan di makan karena sulit membedakan
yang dapat dimakan atau tidak. Selain itu kadar kalori jamur sangat rendah karena
tubuh jamur banyak mengandung air. Pedoman umum yang dapat digunakanuntuk
menentukan jamur yang dapat dimakan :
1. tidak berwarna mencolok
2. tidak bercahaya
3. tidak memiliki gelang pada tangkainya
4. tidak berbau
5. tidak memberi efek hitam jika disentuh benda-benda perak.
Pedoman
seperti itu sebenarnya kadang sangat berbahaya. Banyak jamur yang memiliki
ciri-ciri diatas justru mengandung racun. Contoh: Amanita Phalloder,
AmanitaVerna, Amanita Virosayang berwarna putih bersih memiliki racun
mematikan. Ketiga jamur tersebut jika dimakan setelah 30 menit kemudian
akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak segera diatasi, 6-8 jam
kemudian akan menemui ajal.
Pada dasarnya
tumbuhan yang dimakan hewan dapat dimakan manusia. Namun dalam memanfaatkan
tumbuhan hati-hati terhadap tumbuhan beracun, untuk itu perludilakukan tes
apakah bisa dimakan atau tidak. Ambil sebagian tumbuhan tidak bergetah yang
ingin dimanfaatkan coba patahkan kemudian oleskan ke kulit tunggu beberapa menit,
apabila tidak terasa reaksi seperti gatal / panas, diulangi dengan menggunakan lidah
apabila tidak ada reaksi juga berarti dapat dimakan.
8. Cara menguji
makanan yang belum dikenal :
- Periksa secara teliti. Pastikan bahwa tanaman tersebut tidak kotor/berlumpur atau dimakan cacing. Beberapa tanaman ketika tua berubah menjadi racun karena adanya zat kimia.
- Cium. Remas/hancurkan sebagian kecil dari tanaman tersebut. Jika baunya seperti almond yang pahit atau buah persik (bau busuk), maka buang.
- Iritasi kulit. gosokkan sedikit atau tekan beberapa air/getah tanaman tersebut ke bagian tubuh yang lembut atau lunak (seperti lengan antara ketiak dan siku). Jika adairitasi, buang.
- Bibir, mulut, lidah. Jika tidak ada reaksi pada langkah 3, lanjutkan dengan langkah berikut :
1. Letakkan sedikit sample tanaman pada bibir.
2. Letakkan sedikit sample tanaman pada sudut mulut..
3. Letakkan sedikit sample tanaman pada bagian atas lidah.
4. Letakkan sedikit sample tanaman pada bagian bawah lidah.
5. Kunyah sedikit sample.
6. Tunggu hingga 5 menit untuk setiap langkah no 4 diatas. Jika
adairitasi/ketidaknyamannan, BUANG !
- Makan dalam jumlah yang sedikit dan tunggu sekitar 5 jam. Selama masa 5 jam ini, jangan makan atau minum makanan yang lain.
Bagian yang
dapat dimakan yang dapat memberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi akar
atau umbi batang), buah, biji dan daun. Ciri tumbuhan yang dapat dimakan :
- Bagian tumbuhan yang masih muda
- Tumbuhan yang tidak mengandung getah
- Tumbuhan yang tidak berbulud.
- Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedape.
- Tumbuhan yang dimakan oleh mamalia
Langkah-langkah yang perlu dilakukan bila akan
memakan tumbuhan.
- Makan tumbuhan yang sudah dikenal
- Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan
- Sebaiknya jangan makan buahnya yang berwarna mencolok, karena menngandung racun alkaloid
- Cara memakan pertama dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan di tunggu reaksinya. Bila tidak terasa aneh (panas, pahit, gatal) berarti cukup aman.e. Yang paling baik adalah dengan terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan dimakan.
Contoh tumbuhan yang dapat di makan :
- Umbi di dalam tanah : talas, kentang, bengkoang, paku tanah
- Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu, begoniac.
- Buah : kelapa, arbei, konyal, buah rotand.
- Biji : padi, jagung, rumput tekie.
- Bunga : turi, pisangf.
- Daun : rasa mala, melinjo, babadotan, pohpohan, pakis.
9. Tumbuhan obat
Tumbuhan yang
dapat berguna sebagai obat-obatan dapat dikelompokkan menjadi dua:
1. Dimakan atau
di minum
Contohnya adalah sebagai berikut :
- Bratawali (Anamitra Coccullus) tumbuhan merayap. Terdapat dihutan, kampung. Batangnya di rebus, rasanya pahit. Kegunaan : untuk anti demam, malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan.
- Kejibeling/ngokilo (Strobillatesses) tumbuhan semak dihutan. Daunnya dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
- Sembung/sembung manis (Blumen alsmifira). Jenis rumputan, terdapat pada padang rumput yang banyak angin. Daunnya diseduh dengan air panas dapat digunakan untuk sakit panas dan sakit perut.
2. Tumbuhan obat
untuk luka.
- Getah pohon kamboja untuk menghilangkan bengkak. Gosok getah pada bagian yang bengkak, biarkan 24 jam, bersihkan dengan minyak kelapa kemudian air hangat.
- Air rebus bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu.
- Daun Sambiloto atau daun Ploso di tumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.
Tumbuhan berguna lainnya
1. Tumbuhan penyimpan air seperti : tumbuhan beruas (bambu, rotan),
tumbuhanmerambat, kantong semar, kaktus, batang pisang, dll.
2. Tumbuhan pembuat atap/pelindung :
daun nipah, aren, sagu, daun pisang, dll.
3. Tumbuhan pengusir ular dan serangga
lainnya : lemo.
4. Indikator air bersih : tespong,
selada air.
Tumbuhan beracun
1. Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan
2. Getah pohon rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya sebab merusak jaringan
10. Hewan
Di dalam
hutan terdapat juga satwa –satwa liar yang dapat kita makan diantaranya adalah
sebagai berikut :
- Molusca, contohnya siput dan kerang.
- Annelida, contohnya cacing tanah dan sondari (Pheretima sp)dan lintah(Hirudinaria sp).
- Insecta, contohnya belalang (Palanga sp)·Crustacea, contohnya udang dan kepiting
- Pisces, semua ikan dapat dimakan.
- Amphibia, contohnya katak Rana sp
- Reptilia, contohnya ular, kadal, cecak dan lain-lain.
- Mamalia, contohnya kelinci, rusa, tikus dan lain-lain.
- Aves, contohnya ayam hutan Gallus gallus.
- Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat peralatan sebagai berikut ;
- Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain,rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.
- Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahankaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan·Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
- Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
- Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahanyang tersedia.
- Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap hewan dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat hewan, jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran hewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa. Jerat yang aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakanakan terjerat kakinya. Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbangakan tersangkut di jaring sehingga mudah untuk ditangkap
Alangkah Baiknya, jika sebelum di konsumsi
perhatikan terlebih dahulu apakah satwa tersebut aman bagi tubuh kita. bahaya
tersebut karena;
- Mengandung bisa / racun. Bukan berarti kita tidak memakan jenis hewan ini,akan tetapi perlu diperhatikan bahayanya bagi tubuh kita. Apabila unsur racun / bisa dalam tubuh binatang ini bisa kita hilangkan maka kita dapat mengkonsumsinya. Binatang yang berbahaya tersebut diantaranya adalah; Nyamuk malaria, semut api, tawon atau lebah, kelabang dan atauscorpio/kalajengking, pacet, harimau, buaya, ular, ikan lepu batu, ikan pari danlain-lain.
- Menyebarkan bau yang khas / busuk. Binatang tertentu tidak dapat dimakan karena mempunyai kelenjar bau yang menyebar secara khas (busuk). Ini dimunkinkan karena bau busuk tersebut berfungsi sebagai senjata untuk melindungi dari predator. Contoh binatang ini adalah tikus busuk atau cecurut.
Binatang yang bisa dimakan
- Belalang
- Jangkrik
- Tempayak putih (gendon)
- Cacing
- Jenis burung
- Laron
- Lebah , larva, madu
- Siput
- Kadal : bagian belakang dan ekor
- Katak hijau
- Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
- KESIMPULAN
Survival
adalah berusaha mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum
mendapatkan pertolongan. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang
sulit diprediksi atau diperkirakan seperti disebabkan oleh alam, kecelakaan, gangguan
satwa atau kondisi lainnya. Persiapan dan perencanaan kegiatan
atau bepergian adalah salah satu langkah untuk mengantisipasi kondisi
darurat yang mungkin terjadi di lapangan. Hal ini termasuk peralatan atau
perlengkapan dan pengetahuan dasar mengenai survival. Hal terpenting jika
kita mengalami situasi darurat adalah dengan menanamkan dalam jiwa semangat
untuk Harus Hidup. Namun hal yang paling menentukan adalah faktor diri sendiri.
- SARAN
Dalam
melakukan perjalan alangkah baiknya jika persiapan ataupun peralatan survival
kit dibawa serta, walaupun perjalanan itu tidak memakan waktu yang lama
dan jarak yang jauh. Bekali diri dengan keterampilan untuk bertahan hidup
dalam kondisi apapun, serta tetap tenang dalam menghadapi segala situasi dan
kondisi, dengan semboyan
” ketenangan diatas segalanya”
. Dengan berbekal ilmu survival, mudah-mudahan ini
akan menjadi pegangan penting apabila kita menghadapi masalah di hutandan di
tengah laut. Mudah-mudahan laporan makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca makalah ini nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar